Awalnya bingung mau membuat judul apa buat cerita ini?. Gak lucu aja kalau
ini cerita gue buat berjudul
1.“ Raditya Dika juga Raditya Dika dan Poconggg juga Pocong” ,
2.”Raditya Dika si Poconggg”
3. “Pocong ketemu Raditya Dika “ atau
4.”Raditya Dika dan Poconggg”
Kesannya Raditya Dika ketemu Poconggg mulu. Kenapa gak
pocong aja yang nemuin si Raditya Dika? Atau mereka ketemuan di salah satu kafe
gitu. EH ? (ngomongin apaan sih?)
Pertamanya aku anggap remeh dengan yang namanya Novel, karena aku lebih suka membaca yang lebih banyak
gambarnya, karena aku takut kena
penyakit “Kanker Katarak mata” (emang ada?).
Ngaco !! becanda doank.Yang pastinya,
ini cerita aku buat gara-gara Om Raditya dan Om Poconggg. Aku manusia, SO !! jangan nanya dan gak perlu
nanya gue, kenapa bisa nulis cerita ini (maaf om poconggg). buat Om Raditya
Dika dan Om Pocongg (maaf aku panggil Om) sebenernya aku juga bingung mau manggil kalian apa. Om?, abang?,
kakak?, atau TANTE?, nah, dari pada aku panggil yang terakhir, mending aku panggil
Om aja, ah engga ! gak enak di
denger ,aku panggil kakak aja. Gue promosiin diri dulu ye. Nama ku Warlina
Putri, aku baru umur 17 tahun nih om, eh kak. 02 – november – 1994. Bintang
scorpio, nick name facebook “Chords
Poetry”, twitter @uttypoetry, jenis kelamin perempuan,
Islam, hobby ku baca Novel (nanti aku jelasin), nonton filim yang berbau apa saja
(asalkan jangan berbau busuk) jalan- jalan plus buat cerpen sama puisi. Aku tinggal di Tanjung Balai Sumatera Utara (aku jelasin sampe berbuih juga gak bakalan tau
kota ku yang terpencil itu, sebut sajalah di Medan), sorry, aku ngenalin diri kepanjangan, biar gak
nanya-nanya, ke GR-an gue, siapa yang diantara kakak-kakak berdua yang mau
nanya? (pasti gak ada), ok selesai memperenalkan diri. Cerita pertama tentang
bukunya kak Raditya Dika, waktu aku kelas 2 SMA dan saat itu di Smester 2 , ga
perlu pake tanggal, hari, jam , menit
dan detik keberapakan? Waktu itu belajar Bahasa Indonesia, guru nyuruh murid
nya (kami) untuk membawa satu novel untuk
satu orang. Dan setelah itu, novel yang
sudah di baca akan di ceritakan kembali dalam bentuk tulisan atau karangan.
“MAMPUS!!” fikirku, baru sekali aku baca Novel dan itu waktu di SMA kelas 1,
dan hasil dari baca Novel itu bukan bermanfaat,malah buat ane stres 100% + 1.
Kebetulan aku punya temen sebangku
namanya Tengku Poppy Widyana, hobbynya membaca novel dan Novelnya segudang ,
termasuk bukunya kakak Raditya Dika dan kakak Poconggg, nah ! aku pinjam deh
tu, ketepatan aku ambil bukunya kak Raditya Dika yang judulnya “Cinta Brontosaurus”, padahal ngambilnya asal
– asalan , kan pertama aku bilang, aku
gak suka baca Novel, iseng – iseng aja nagmbil itu novel, pernah sekali aku
mencoba baca novel, dan hasilnya????. Waw !! ASLI ANE STRESSSS !!. waktu mau
buka itu buku, rasanya umur gue tinggal
1 jam lagi, niatnya nyuruh temen baca itu Novel dan nanti aku tanya bagaimana
jalan ceritanya terus di tulis jadi karangan dan setelah itu di serahin sama
guru. Tapi, karena aku tertarik membaca novel tersebut, aku jadi
terinspirasi sendiri mengarang kembali
cerita dari “cinta bontrosaurus” tersebut, entah kenapa kali ini aku mau
membaca dan menulisnya kembali, bingung? Iya, aku juga bingung kenapa bisa?.
Stelah di tulis kembali dan akan di kumpul kepada guru, eh gurunya biang “
maaf, telat, kamu kelamaan mengumpulkannya,sudah tidak di terima lagi” .
(berdiri di depan meja guru sambil mulut separoh terbuka) “ dasar guru!!.
Berarti sia-sia saja semua ini.” ( banting buku di meja, terus duduk), sejenak
mengheningkan cipta *hening*. Aku diam sedikit kesal, karena apa yang sudah aku
lakukan, (kalo menurut aku itu kerja keras yang sangat sangat sulit dikeuarkan,
apa lagi aku tidak suka membaca novel) dan tiba-tiba tereeeng !! semuanya
bagaikan debu, sia-sia, seenaknya saja merka bilang “tidak di terima lagi”.
Kaya gue ngelamar kerjaan aja, setidaknya sedikit menghargai, atau hanya di
paraf saja kau rasa sudah cukup menghargai , dari situ aku malas menulis note
ataupun puisi. Dan beberapa bulan yang lalu, aku temukan lagi buku yang
judulnya “ poconggg juga pocong” yang di tulis oleh Arief Muhammad, tidak beda
jauh dengan bukunya Raditya Dika,
buku yang menceritakan humor, lelucoan dan tidak tau benar apa tidaknya
(mungkin ada sebagian cerita yang benar) belum ada niat membeli novel, dan
novel pocong dan raditya dika tersebut
masih dalam edar pinjaman dari temen, nah ! di baca deh itu novel “poconggg juga pocong” oleh Arief Muhammad. asli NGAKAK, tapi masih buat NGAKAK ASAP
bukunya Raditya DIka yang “Cinta
Bontrosaurus” . bukunya pocong cukup aku baca 2 jam sudah ludes terbaca
semuanya, dan setelah itu, aku jadi terisnpirasi kembali utnuk menulis dan
mencoba membaca beberap novel lainnya,
dari situ, aku jadi sering pergi ke
perpustakaan sekolah sampai-sampai guru yang menjaga perpustakaan tersebut
mengejek aku si KUTU BUKU, dan aku adalah si pengedar VIRUS di kelas, tapi virusnya bagus loh !
contohnya, semenjak aku sering pinjam buku di perpustakaan sekolah, ada satu
temen yang memperatikan aku, “kok kamu sring minjam buku di perpus sih? Suka
baca ya?” jawab singkat saja “iseng-iseng” besoknya, aku ajak itu orang nemenin aku
minjam buku di perpus, dan akhirnya dia juga ikutan suka meminjam buku, dan
terkadang setiap pulang sekolah , kita selalu mampir di salah satu toko buku,
dan meminjam beberapa novel, di bawa ke sekolah dah itu buku, setiap ada waktu,
istirahat ataupun saat guru tidak datang, kita baca itu novel. Dan beberapa
temen yang lain memperhatikan dan akhirnya terjangkit virus membaca novel. Keesokannya, banyak yang membawa komik atau novel dari
rumah masing-masing, dan selalu bertanya
“put,ada novel atau komik lagi gak? Aku pengen ikutan baca” aku hanya tertawa
kecil. Ternyata setiap orang itu sangat mudah untuk di pengaruhi. “put, kam
suka menulis? Aku liat di note Facebook kamu banyak banget puisi dan beberapa
cerpen?”Nah, sebelumnya, aku juga suka membuat cerpen ataupun puisi, tapi lebih sering membuat puisi karena bisa
ringkas dan cepat, sedangkan cerpen? Harus berlangsung selama berhari-hari,
memikirkan ide, judul dan endingnya gimana (ribet) tapi beberapa cerpen yang
udah aku buat cukup sedikit memuaskan, setelah aku posting ke Facebook, para
pembaca terharu dan beberapa meng-komentari “cerpen kamu buat air mata aku keluar” “ bagus
banget” (pas karena filim itu ceritanya
sedih) dan juga ada yang bilang itu cerpen copas (copy paste) dari cerpen atau
filim yang udah pernah muncul di TV “sabar” dalam hati ku. “mungkin begini
cobaan hidup menuju kesuksesaan yang entah seperti apa”. Trus aku jawab pertanyaan teman yang pertama kali aku ajak ke perpustakaan sekolah
itu. “iya??kenapa?”. “ aku sedikit tertarik, dan juga pernah mencoba beberapa
kali menulis catatan,” dia menunjukan beberapa catatannya di Facebook dan kalau
menurut aku itu catatan masih kurang sempurna, dan setelah aku lihat, aku
jelaskan semuanya, dari kata-kata yang harus sopan, bahasa yang baku, titik
koma dan judul dan tema yang sesuai. Dia coba lagi menulis catatan dan setelah
itu di tunjukan lagi padaku. Dan tetap masih belum sempurna, tapi orang itu
sangat mempunyai semangat yang besar, tidak bisa? Dia coba dan coba lagi.
Walupun sampai saat ini aku belum menemukan kesempurnaan dari semua catatan
yang dia tunjukan. Dan aku juga belum cukup dan bisa di bilang tidak cukup
sempurna dalam menulis puisi ataupun cerpen.Dan aku selalu coba menjadi
seperti Raditya Dika yang selalu humoris
dalam hidupnya, dan pocong yang selalu dalam cerita seram yang dia nggap cerita
lawak setiap kali dia nge-tweet di twitter, hahahaha Mereka berdua tokoh orang
yang mendorong semangat hidup dalam dunia menulisku :D teriamaksih buat mereka
berdua. Dan suatu saat aku bisa bertemu dua orang ini. AMIN